![]() |
lumpur lapindo |
Warga korban lumpur juga masih
banyak yang belum terpenuhinya hak -hak untuk mendapatkan ganti rugi soal
tenggelamnya rumah mereka, hilangnya mata pencaharian mereka, meninggalnya
keluarga korban akibat polusi udara dan air yang meracuni organ tubuh dan bahan
makanan pokok. Gangguan mental dan
kejiwaan akibat stress telah kehilangan tempat tinggal, pekerjaan dan keluarga.
Saat ini sudah lebih dari 8
tahun tragedi lumpur melanda dan sampai
saat ini juga permasalahan belum
tertuntaskan. Pihak lapindo dan pemerintahan juga terkesan berbelit- belit
dalam menangani kasus nasional ini. Ini adalah sebuah kejahatan negara yang
mana warga negara di lucuti hak - hak perlindungannya. Ini adalah
pengexploitasian alam besar -besaran tanpa melihat dampak negatif pada alam dan
manusia. Salah satu contoh, sungai brantas beralih fungsi menjadi pembuangan
lumpur yang berakibat pada matinya ikan di tambak - tambak dan
terkontaminasinya aliran sungai irigasi untuk sawah. Itu masih sebagian kecil
dampak buruk lumpur lapindo, masih banyak dampak buruk lainnya.
Berbagai elemen masyarakat dan
golongan serta organisasi tak henti - hentinya menuntut keadilan pada
pemerintahan dan presiden, hasilnya tetap sama..... nihil. Setelah melewati lebih dari 8 tahun ini,
pemerataan dan pembongkaran pemukiman warga sudah merembet ke sebelah barat
jalan raya porong atau sebelah barat pusat semburan lumpur radius 2 km. Rupanya
pemerintah dan pihak lapindo punya rencana terselubung dengan pemerataan lahan
warga ini. Bisa di lihat, lahan pemukiman warga di beli dan di bumi hanguskan
di ratakan dengan tanah tanpa sisa. Bisa saja ini menjadi langkah awal bagi
korporasi jahat ini menjadikan desa porong dan sekitarnya menjadi area tertutup
sekaligus akses distribusi untuk pengolahan tambang minyak bumi.
Sebagai rakyat kecil yang tersisihkan, selalu saja kalah
dalam melawan birokrasi pemerintahan. Hak dan suara rakyat tak pernah di
gubris, pembelaan diri di anggap perlawanan hukum. mungkin inilah gambaran
jelas bahwa negara sangat kaya, tapi masyarakatnya sengsara. Tidak bisa berkutik ibarat belenggu
yang membelit seluruh tubuh. Hasil bumi di nikmati segelintir orang dan kongsi
-kongsinya.
selengkapnya bisa di simak di edisi unfold # 8
Tidak ada komentar