Select Menu

Slider

MUSIK

EVENT

ZINE

My Place

BACA BACA

MP3

Videos

» » MAKAM MBAH BUNGKUL SURABAYA
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

NOISE TOWER - Di surabaya terdapat taman yang sempat menjadi taman paling rapi dan tertata se asia, yakni TAMAN BUNGKUL yang terletak di Jl darmo surabaya. tapi yang menjadi lebih menarik adalah di area taman bungkul terdapat makm bersejarah bagi warga jatim khususnya surabaya. adalah makam MBAH BUNGKUL, siapa sebenarnya mbah bungkul?
Ada catatan mengisahkan, tempat ini, 700 tahun silam sebelum bernama Surabaya, dikenal dengan sebutan 'Pertapaan Mbah Bungkul'.

Konon, Raden Rahmat atau Rahmatullah (kemudian dikenal sebagai Sunan Ampel) diyakini pernah singgah di tempat ini setelah berbulan-bulan melakukan perjalanan dengan naik perahu dari Trowulan, Majapahit (sekarang Mojokerto, Jatim).
Raden Rahmat singgah di tempat ini saat tengah menyusuri Kalimas sebelum menuju ke kawasan Ampel Denta (kawasan Surabaya Utara).

Dalam catatan ahli sejarah Belanda bernama GH Von Faber, di sebuah bukunya berjudul Oud Soerabaia ditulis, Bungkul, saat jaman kolonial sengaja tidak dikenalkan jatidiri sebenarnya.
Entah apa maksudnya, yang jelas dalam buku itu tertulis, orang akan diganjar hukuman dan akan celaka atau (kualat=bahasa Jawa), jika mencoba menelisik siapa sebenarnya Mbah Bungkul.
Ada yang menyebut sosoknya sebagai lelaki keturunan Ki Gede atau Ki Ageng dari Kerajaan Majapahit. Lalu, bagaimana hubungannya dengan Raden Rahmat?

Ada yang menyebut, Bungkul sebagai Ki Ageng Supo. Ada juga yang mengatakan Mpu Supo, sebutan orang tersohor yang memiliki kelebihan di zamannya. Setelah memeluk Islam, berganti sebutan menjadi Ki Ageng Mahmuddin.

Karena lama berada di kawasan Bungkul, ia kemudian dikenal dengan sebutan Sunan Bungkul. Sebutan itu melekat saat pertemuannya dengan Raden Rahmat. Dari cerita beberapa sumber, Rahmat kemudian lama ikut ngawulo atau menetap di kawasan Bungkul yang saat itu masih berupa hutan belantara.

Ada juga yang meyakini, Bungkul adalah orang terkenal di akhir kebesaran Kerajaan Majapahit di abad XV. Tidak ada yang tahu atau literatur yang menyebut kenapa orang ini meninggalkan kerajaan dan mengembara hingga ke daerah yang kemudian bernama Surabaya ini.
Dipastikan, perjuangannya ikut membantu Raden Rahmat dalam syiar Islam di tanah Jawa membuat nama Bungkul semakin santer.
Sebutan Mbah Bungkul kemudian terus bertengger, ini dimaksudkan sebagai orang pertama di wilayah itu. Namanya juga disejajarkan dengan tokoh perjuangan Islam tingkat lokal seperti Syeh Abdul Muhyi di Tasikmalaya, Jawa Barat, Sunan Geseng di Magelang, Sunan Tembayat di Klaten, Ki Ageng Gribig di Klaten, Sunan Panggung di Tegal, Jawa Tengah, dan Sunan Prapen di Gresik, Jawa Timur serta wali-wali lokal lainnya di Nusantara.

Tak sedikit peziarah dalam kota maupun luar kota yang berkunjung ke makam mbah bungkul ini. Banyak yang meyakini bahwa mbah bungkul ini adalah guru sekaligus tokoh spiritualnya Raden Rahmat sebelum menjadi Sunan Ampel. Pengunjung bisa menikmati satu lagi keajaiban yang hingga saat ini masih terjaga, yakni menikmati air sumur buatan Mbah Bungkul dan Raden Rahmat untuk diminum.



BACA JUGA WISATA SUMBER AIR SIRA

About Unknown

Komunitas minoritas yang mencoba bergerak di dunia maya guna menunjang komunikasi dan informasi.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply