Select Menu

Slider

MUSIK

EVENT

ZINE

My Place

BACA BACA

MP3

Videos

» » PASAR TRADISIONAL VS PASAR MODERN
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama


NOISE TOWER - Perkembangan arus zaman memang berimbas tidak hanya di satu aspek  saja, mulai budaya, sosial, gaya hidup, pola pikir semua di sasar tanpa tebang pilih. Sektor  ekonomi juga tak luput dari imbas globalisasi ini. Salah satu contoh , saat ini kondisi Pasar tradisional perlahan - lahan mulai mengalami penurunan konsumen, ada banyak faktor yang mempengaruhi hingga penjualannya turun drastis. Pola pikir masyarakat yang instant serta gaya hidup yang dinamis, membuat pasar - pasar modern juga memberi efek yang berbahaya bagi pedagang pasar tradisional, karena dengan di genjotnya pengadaan dan pembangunan pasar modern di setiap pelosok desa, otomatis menjadi sebuah ancaman besar bagi pedagang - pedagang pasar tradisional. Warung - warung klontong juga tak berkutik dengan adanya minimarket ataupun supermarket yang berdiri megah di sekitar pemukiman warga. Supermarket getol mempromosikan discount besar-besaran guna mengikat daya tarik konsumen dan  minimarket pun tak mau kalah , mereka mengkampanyekan belanja berhadiah mobil, motor , kulkas sampe payung. Alhasil masyarakat yang pola pikir sudah menjurus ke sifat konsumerisme dengan sangat mudah terbujuk tawaran.
                Undang - undang perdagangan seharusnya di perketat oleh pemerintahan agar pembatasan pembangunan dan jarak antara pasar tradisional dan pasar modern sesuai yang di berlakukan. Tidak di umbar tanpa pantauan yang seperti kita lihat sekarang ini, depan rumah minimarket, belakang komplek minimarket depan gang hypermarket, sekitar kita di kelilingi berbagai toko ritel. Penanaman modal asing ke dalam negeri juga berpengaruh besar terhadap menurunnya pertumbuhan pasar tradisional dan naiknya presentasi pertumbuhan pasar modern. Sebagian  gaya hidup masyarakat saat ini ingin yang serba express, waktu yang terbatas juga menjadi alasan ibu rumah tangga lebih memilih belanja praktis dan cepat di pasar modern. kalau kita tidak menyikapinya secara nalar, bisa jadi bangunan pasar tradisional lambat laun akan menjadi museum tak berpenghuni, rusak dan perlahan - lahan akan di tinggalkan masyarakat umum. Peran Budaya tawar menawar harga barang dagangan juga akan tergantikan dengan gesekan debit atau kredit card, sosialisasi juga semakin redup seiring minimnya interaksi sosial.
                Pemerintahan juga harusnya lebih memperhatikan betul keberadaan pasar tradisional, seperti harga sewa atau jual stand yang terlalu tinggi juga berimbas pada harga jual barang yang tinggi pula. Penataan display stand juga terkesan asal -asalan sehingga konsumen acapkali merasa  kurang  nyaman dalam berbelanja. Jika semua itu telah terkonsep dengan baik, maka pasar tradisional juga siap bersaing dengan toko ritel asing  atau pasar - pasar modern yang selama satu dekade ini menguasai pasar lokal di indonesia. Lemahnya manajemen dan buruknya infrastruktur pasar tradisional menjadi ruang celah dan kesempatan besar bagi peritel dan pengelola pasar modern untuk lebih melemahkan pasar tradisional. Dan kelemahan - kelemahan itu tidak segera di tanggapi serius oleh pemerintah dan pengelola sehingga menimbulkan polemik perdagangan kelas menengah ke bawah. Eksistensi pasar tradisional harus bisa di pertahankan dengan dukungan pemerintah dan masyarakat demi menjaga pusat kegiatan ekonomi yang masih sangat di butuhkan masyarakat luas. Pandangan tentang pasar tradisional yang terkesan kotor, kumuh, becek dan tak terawat seyogyanya kita rubah dengan kepedulian kita juga, tanggung jawab kita untuk merawat dan menjaganya.
                Karena bagaimanapun kondisinya, pasar tradisional telah menjadi tonggak perekonomian di indonesia. disamping itu juga menciptakan pengusaha - pengusaha baru yang mana dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan roda perekonomian lokal.
                Memang sah - sah saja soal belanja di manapun, dan sudah menjadi hak setiap orang. tapi kita kembalikan lagi soal nilai dari budaya asli indonesia. Budaya saling guyub, ramah dan toleran itu yang menjadi ciri khas bangsa indonesia. Tidak seperti sekarang ini yang sudah terkontaminasi budaya barat yang jauh dari nilai sosial. Di sisi lain , kalau dilihat dari segi harga barang kebutuhan pokok, harga barang di pasar tradisional jauh lebih murah di banding dengan pasar modern. Dan itupun masih bisa di tawar lagi.
                Sudah saatnya kita sadar bahwa globalisasi telah memberi dampak yang mengancam berbagai aspek kehidupan kita. Dari segala kalangan dan dari berbagai penjuru mereka membombardir       titik - titik vital kita. Menguasai dengan cara yang sangat mulus mereka menggerogoti roda perekonomian kita. Kita di buat nyaman dan terlena oleh akal bulus mereka, dan pada akhirnya kitalah yang meringkuk di negara kita sendiri. Kalau kita terus - menerus mendukung aksi licik mereka, bisa jadi kita akan menjadi boneka mainan yang bisa di kontrol oleh sistem imperialisme mereka.




editor by : adi

About Unknown

Komunitas minoritas yang mencoba bergerak di dunia maya guna menunjang komunikasi dan informasi.
«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply